Friday, August 16, 2013

Andai Aku Jadi Presiden

Berandai-andai jadi orang sukses? Sudah. Berandai-andai buat keliling dunia? Sering. Berandai-andai semua cita-cita terwujud? Sudah pasti. Berandai-andai jadi presiden? Uhm.. Pernah ngebayangin sih, tapi belum pernah di ungkap secara tulisan. He he he.
Aku.. Cinta akan Tanah Air Indonesia. Tanah dimana aku dilahirkan. Tanah dimana aku tumbuh dan berkembang. Tanah dimana kakiku berpijak setiap saat. Dan jika aku mati nanti, aku ingin jasadku dikuburkan di tanah ini.
Tapi sungguh, berkata cinta saja tidak cukup. Mereka bilang, kita harus membuktikan ucapan dengan gerakan atau tindakan nyata. Tapi untuk saat ini, aku rasa hasrat untuk membangun negeri ke arah yang lebih baik saja sudah cukup untuk generasi muda. Karena dari keinginan itu kita dapat merancang beberapa inovasi dan/ atau gagasan-gagasan yang menuntun negeri ini untuk melangkah maju. Semoga kelak, gagasan-gagasan itu akan menjadi suatu aksi yang nyata.
Iya, aku cinta Indonesia. Tapi aku juga prihatin sama negeri ini. Melihat keadaan sekeliling dalam beberapa aspek sosiologi yang ada, rasanya mengiris hati. Kenapa? Kenapa seperti ini keadaannya? Banyak sekali yang harus dibenah disini. Ya kalau aku presiden, pasti aku langsung benah. Ha ha ha.
Kalau aku jadi presiden, yang paling pertama bakal aku benah tuh sistem pendidikannya. Menyelamatkan benih-benih calon penerus bangsa. Kadang aku nggak paham sama sistem pendidikan disini. Salah siapa? Hanya Tuhan yang tahu, mungkin. Yang pasti, banyak jiwa-jiwa yang meragu akan kemampuannya sendiri.
Kalau aku teliti, ragu akan kemampuan ini datangnya dari rasa takut. Takut akan tidak lulus. Takut dapat nilai jelek. Alhasil murid merasa tertekan dan akhirnya terpaksa melakukan kecurangan pada saat ujian. Ketakutan ini datangnya bukan dari murid saja. Sekolah juga. Tidak sedikit sekolah yang takut nama baiknya tercemar karena ada muridnya yang tidak lulus. Akhirnya beberapa sekolah juga turut ‘membantu’ siswa untuk menjaga nama baiknya.
Dan aku rasa, tokoh utama yang menjadi momok menakutkan disini adalah UN. Walaupun sistem UN yang sekarang sudah membaik karena tingkat kecurangannya sudah sangat kecil, tetap saja, jika aku presiden, aku akan hapus UN. Kayaknya lebih baik kalau seluruh sekolah mengadakan ujian masuk secara masing-masing. Dengan begitu, hasil ujiannya akan lebih terjamin. Karena para sekolah juga pasti ingin mendapatkan murid-murid yang terbaik untuk mereka didik.
Satu lagi di bidang pendidikan. Pelajaran di Indonesia tuh terlalu banyak. Kalau aku jadi presiden, siswa bakal belajar seluruh pelajaran hingga kelas 9 saja. Setelah mereka SMA, mereka harus sudah bisa menentukan cita-cita mereka. Jadi, mereka hanya akan belajar pelajaran yang ada hubungannya sama kegemaran, mimpi, dan cita-cita mereka. Sehingga lebih efektif waktu dan daya kerja.
Yang kedua itu, kehidupan sosialnya. Nggak jarang aku lihat nenek-kakek di jalanan. Dan gak sedikit dari mereka yang secara fisik, kurang sehat (punya penyakit). Pernah aku melihat seorang nenek duduk di pinggir jalan dengan dialaskan oleh karung beras. Mulutnya kaku. Sepertinya dia terkena stroke. Hatiku rasanya sakit. Muncul di benakku pertanyaan-pertanyaan yang tidak seorang pun bisa menjawabnya kecuali orang-orang pinggiran itu. Pertanyaan seperti, “Kemana anak-anak mereka? Kemana saudara-saudara mereka? Di usianya yang sudah renta, bukankah seharusnya mereka merasakan kebahagiaan?” Pikiranku yang lain berkata, “Oh, mungkin mereka hidup hanya sebatang kara.” Kasihan sekali mereka. Jika aku presiden, aku akan membuat suatu panti. Selain orang tua-renta, anak-anak yang berusia dibawah 17 tahun pun akan masuk ke panti itu. Di panti itu, anak-anak akan belajar layaknya anak sekolah lainnya. Biaya pengajar, fasilitas, dan kebutuhan panti lainnya dibiayai oleh pemerintah.
Ketiga. Dalam bidang ekonomi. Uang Indonesia tuh pasti banyak dong, ya? Sayangnya banyak yang menyalahgunakan. Kalau aku jadi presiden, aku bakalan bikin peraturan undang-undang baru. Yang korupsi di hukum mati. Kalau ada pihak hukum yang disuap oleh pelaku korupsi, mereka juga bakal di hukum mati. Keptusan ini mutlak. He he he.
Keempat. Lingkungan. Kenapa sih sungai-sungai negeri di jaman sekarang harus keruh, kotor, dan tercemar? Kalau aku lihat kebelakang, semuanya tampak begitu asri. Airnya jernih, bisa dipakai mandi, mencuci pakaian, dan kegiatan lainnya. Kenapa sih sampah harus berserakan dimana-mana? Kalau aku lihat, mungkin penyebabnya karena konsumsi sampah yang sulit didaur ulang, limbah pabrik, dan kemalasan manusia untuk membuang sampah pada tempatnya.
Kalau aku jadi presiden, aku akan minimalisir penggunaan plastik yang ada di pasaran. Kresek untuk membawa belanjaan diganti dengan sesuatu yang bisa di daur ulang atau konsumen membawa sendiri tas berbelanja mereka. Limbah pabrik diatur sedemikian rupa (mungkin menggunakan teknologi) sehingga tidak mencemari lingkungan. Untuk kemalasan manusia membuang sampah, aku yakin kemalasan ini didukung oleh beberapa faktor. Dan salah satu factor yang pernah aku alami (dan semua orang, pastinya) yaitu sedang tidak berdiri di tempat sampah terdekat. Maka dari itu, jika aku menjadi presiden, aku bakal sebarkan tempat sampah disetiap sudut kota dengan jarak sekitar 3-5 meter per tempat sampah.
Bicara tentang pencemaran lingkungan, pasti berkaitan dengan pencemaran udara, kan? Iya. Gas karbon dimana-mana. Kalau aku jadi presiden, aku ingin bekerja sama dengan suatu perusahaan yang menciptakan kendaraan tanpa bahan bakar solar, bensin, dkk. Suatu kendaraan yang menggunakan listrik, mungkin? Tapi, alangkah lebih baiknya jika anak bangsa yang menciptakan kendaraan-kendaraan itu.
Nah, di poin kelima, ada hubungannya sama poin keempat. Kendaraan. Kemacetan. Seseorang pernah bicara kepadaku, “Kalau macetnya sampai begini, bisa jadi di tahun yang akan datang, macetnya dimulai sejak kendaraan keluar dari parkiran rumah.”
Aku pikir dia ada benarnya. Dari situ, aku berimajinasi. Kalau aku jadi presiden nanti, aku bakal data kendaraan disetiap keluarga. Setiap keluarga akan mempunyai jatah tertentu dalam memiliki kendaraan. Kendaraan roda empat yang ada di jalan minimal diisi oleh tiga orang. Ya, sistem ini memang sudah berlaku. Sistem 3-in-one. Sayangnya tidak diterapkan diseluruh tempat.
Keenam, mungkin ini yang terakhir. Tentang keamanan. Kalau aku presiden, aku mau pasang CCTV diseluruh negeri sehingga setiap aktivitas yang terjadi di negeri ini akan terekam oleh kamera. Bayangkan, jika terjadi perampokan dijalanan, perampok itu bisa dilacak dengan mudah. Mungkin ide ini terdengar gila. Jika di satu kota saja bisa mencapai ribuan CCTV, apalagi di satu Negara. Iya kan?
Ha ha. Hei! Ingat judul tulisan ini? Aku ini sedang berandai-andai. Dan berharap semoga bisa jadi kenyataan di masa depan kelak. Tidak ada yang tidak mungkin rasanya. Jika Tuhan berkehendak dan manusia mau berusaha, semuanya bisa saja terjadi. Iya kan? Iya.


Tertanda, untuk negeri yang lebih maju.

Tulisan ini merupakan keikutsertaan lomba blogger di http://festiksinjai.blogspot.com/2013/06/lomba-blog-desain-and-article-writing.html dan http://bloggersinjai.or.id/

2 comments:

  1. ahh gue setuju bnget tuh ama yang UN, udeh coret aja agenda UN, masyarakat jd lebih menghargai hasil drpd proses. ! gagasan hebat sob!
    mampir jg ya
    http://jason-shakolf.blogspot.com/2013/08/presiden-dalam-perspektif-boyband.html

    ReplyDelete
  2. UN dihapuskan? Trus diganti apa dong? CCTV dipasang di seluruh negeri? Gile tuh idenya.. :)

    Oiya, mampir di sini juga yak: http://panggilakunova.blogspot.com/2013/08/isi-pikiran-saya-jika-nanti-saya.html#.UhHpkEhKTj4

    ReplyDelete