Bukankah kita semua sama? Pada dasarnya adalah jiwa-jiwa sendiri yang pada suatu waktu menikmati dan atau mengutuk kesepian itu. Melihat mereka hilir-mudik memasuki dan keluar dari kehidupan kita begitu saja. Berdiam terpaku, berharap bisa melakukan sesuatu.
Tertawa lepas di siang hari, menggunakan topeng yang seolah berkata, "Hidupku sempurna. Mari bersenang-senang!" dan mereka percaya. Mereka, pun kamu, dia, dan semua orang.. melihat topeng itu, seraya berkata, "Seandainya dia adalah aku ataupun sebaliknya, dapatkah ia sebahagia itu?"
Ha! Aku pun sama. Melihat topengmu seraya memikirkan dan berkata yang sama sepertimu. Jangan. Jangan lakukan itu.. Karena kita semua sama.
Merasa tak ada yang mampu membantumu selain dirimu sendiri,
Tak ada yang mengerti sejauh itu selain dirimu sendiri.
Dan, pada akhirnya..
Satu-satunya orang yang kau percaya hanyalah tinggal dirimu sendiri.
Sebagaimanapun dua individu yang saling merasa sendiri dipersatukan,
Berbagi cerita satu sama lain,
Dia bukan dirimu.
Dan selalu ada titik itu dalam dirimu yang membuatmu sendiri.
Pernahkah kamu? Pada suatu malam dengan penuh kesadaran, membiarkan dirimu di puncak terlemah. Membiarkan semua membludak di kepalamu, apa-apa saja yang menjadi bebanmu. Lalu bersedih hingga air matamu mengalir begitu saja, tak bisa berhenti, bagaimanapun kamu mencoba. Membiarkan semua beban menguap begitu saja. Luapan emosi yang berkumpul memusat dan menyerangmu, dan ada teriakan jelas di kepalamu, "Aku lelah. Bolehkah aku berhenti sejenak?"
Tidak apa-apa, Kawan. Aku pun seperti itu. Seperti yang penulis itu katakan, "Menangislah kalau perlu. Mengeluarkan air mata itu baik."
Sejenak itu terasa amatsangat kurang, bukan?
Berhenti sejenak adalah ketika kamu meneriakannya.
Berapa lama?
Sangat singkat, kan?
Karena nalurimu secara harfiah berkata untuk memberhentikan berhentimu.
Karena nalurimu tahu, tidak baik untuk lama-lama bersedih.
Karena nalurimu tahu, bahwa cobaan, ujian, dan perjuangan itu masih saja menunggumu.
Bangkitlah. Kita semua bangkit.
Menggunakan kembali topeng itu di pagi hari,
Memamerkannya sepanjang hari.
Dan dunia tidak tahu, seberapa hancur dunia di balik topengmu itu.
Karena dunia itu.. akan selalu--kau, aku, kita, dan semua orang--sembunyikan.
No comments:
Post a Comment