Hoho, lanjutan post yang semalem nih... Ini sengaja dipisah. Dibikin 2 part sengaja. Karena yang ini khusus. Aku mau, semacam 'nafsirin', paragraf-paragraf yang ada di cuplikan-cuplikan buku itu... Maksudnya, cara pandang aku terhadap bacaannya gitu deh, ngerti kan ya? Iya. Iya aja lah biar cepet haha :D
Judul babnya Pedoman Mendaki Gunung. Menurut aku, gunung disini tuh adalah mimpi, cita-cita, dan tujuan kita. Tapi, bisa juga sih gunung ini tuh sebagai kehidupan, mungkin. Tapi aku lebih ngeliatnya ke tujuan hidup. ☺
Pilihlah gunung yang hendak didaki. Pilih tujuan hidup kamu. Kamu ingin jadi apa, sesuatu itu kayak gimana, cita-cita kamu apa, atau apapun itu. Kalau udah milih, jangan dengerin kata orang yang ngasih pernyataan ke kamu, "Kenapa gak pilih blablabla aja, kan lebih keren, lebih oke, dan blablabla..." ataupun mungkin yang bilang, "Udah realistis aja. Pilih blablabla aja. Lebih gampang, terjamin, dan nyata. Daripada angan-angan yang ngambang ketinggian gitu, gak jelas." -- like, oh shut it, people-- Yup. Besikap "Ini hidup saya. Saya mau milih apapun, itu terserah saya." Berasa keras kepala? Hey, orang-orang itu juga punya hidup sendiri yang mungkin masih perlu mereka atur. Tapi inget, pernyataan keras kepala itu juga harus kamu tanggung jawabin. Jadi ya, setinggi apapun tujuan atau angan-angan itu, kamu harus bisa nyebandingin sama usaha dan semangat kamu. Gitu. ☺
Pelajari cara mencapai gunung tersebut. Kamu bisa ngehayal nonstop 24 jam, ngebayangin gimana indahnya untuk hidup di mimpi-mimpi kamu. Gimana rasanya hidup di mimpi-mimpi kamu. Terus kemudian kamu senyum, seolah-olah kamu emang udah ngegapai mimpi itu. Tapi, sesekali kamu ngehela nafas dan bilang, "Ah, nikmat, ya. Tapi gak gampang sih buat ngegapainya." Yap. Kamu sendiri sadar, bahwa buat dapetin mimpi kamu itu gak gampang. Dan pada keadaan yang bener-bener nyatanya, mungkin ada saat dimana kamu dikasih BANYAK BANGET jalan/pilihan buat ngegapai mimpi kamu itu. Dan setiap jalannya itu, pasti punya rintangan-rintangan; kamu gak akan pernah tau rintangannya apaan sebelum kamu nyoba. Tapi gimanapun juga, kalau kamu terus maju, suatu saat kamu bakalan sampai di "permukaan" mimpi kamu itu. Ohiya, di tahap ini, coba, sebelum kamu bener-berner berjuang pergi ke jalan-jalan itu, lakuin observasi, semacam persiapan apa aja yang harus dijadiin 'bekel'. (Istilah observasi ini aku dapet dari seseorang di lembaga tertentu waktu dia lagi presentasi tentang cita-cita)
Belajarlah dari orang yang sudah sampai kesana. Bukan cuman kamu yang punya mimpi itu. Ada orang lain yang juga punya mimpi sama kayak yang kamu impiin. Mungkin di waktu yang gak sama. Dan mereka mungkin udah berhasil ngeraih mimpinya. Cari orang-orang itu. Minta informasi dari mereka. Mereka kemungkinan besar bisa ngebantu kamu. Mereka mungkin bukan orang-orang terkenal. Jadi agak susah buat nemuinnya. Tapi, belajar dari pengalaman itu baik. Selalu bermanfaat.
Bahaya-bahaya, setelah dilihat dari dekat, bisa dikendalikan. Hati-hati. Banyak jebakan di perjalanan menuju mimpi kamu itu. Be wise, hati-hati, cari mana yang aman, dan selamat sampai tujuan.
Lanskapnya berubah-ubah, jadi manfaatkanlah sebaik-baiknya. Ini tuh yang terjadi disepanjang perjalanan ke mimpi kamu itu. Prosesnya. Prosesnya berubah-ubah. Beda-beda. Nikmatin setiap prosesnya. Jangan dibikin keluhan, "Kapan tercapainya, sih? Capek." Jangan.
Hormati tubuh Anda. Semangat sih boleh aja. Tapi kadang, kalau terlalu menggebu, ya gak baik juga.... Hati dan otak kamu nuntut kamu buat ngelakuin sesuatu yang emang berguna banget untuk mencapai mimpi kamu itu. Kamu terus-terusan ngerjain apa yang emang harus dilakuin itu; tanpa istirahat. Kasian tubuh kamu. Lama-lama dia bakalan sakit. Kamu bukan robot. Kamu butuh istirahat. Secukupnya. Jangan kelamaan juga. You're not in a rush nor having an unlimited of time; so keep walking. Istilah yang selalu aku terapin ke hidup aku, lari boleh, tapi kalau udah gak sanggup, ya jalan aja. Kalau jalan juga udah cape, ya merangkak aja. Terus pegel merangkak terus, ya ngesot aja :)) eh tapi serius. Yang penting itu, gak diem di tempat; prosesnya harus tetep maju.
Hormati Jiwa Anda. Obsesi kamu akan mimpi kamu itu mungkin tinggiiiii banget. Tapi, kalau kamu terlalu berobsesi, kamu mungkin bakalan lupa diri dan lupa lingkungan. Keindahan-keindahan yang ada di proses itu gak kerasa sama kamu. Oh, dan, jangan terus-terusan bilang, "Ternyata lebih sulit dari yang kukira." Karena cuman bakal ngelemahin semangat aja. Lagian, kayaknya, tanpa kamu bilang pernyataan itu pun, diri kamu udah tau diawal, bahwa perjalanannya bakalan lebih sulit dari yang kamu bayangin; banyak rintangan yang kamu gak tau. Dan mungkin di proses inilah akhirnya kamu tau, apa aja rintangan-rintangannya.
Ikrarkan. Kamu akhirnya ngegapai mimpi kamu itu. Rasanya, hati kamu tuh puaaaaasss banget. Kamu bener-bener hidup di mimpi kamu itu. Kamu senyum lagi. Dan bener-bener ngerasain hidup di mimpi kamu. Ini bukan cuman khayalan. Ini nyata. Disini akhirnya kamu bilang ke diri kamu sendiri, bukan orang lain, "Lihat, kamu akhirnya berhasil. Dan ini tuh sangat sangat indah. Kerja yang bagus." Disaat inilah, kamu mungkin perlu milih mimpi yang baru lagi, dan kembali ke step awal. Tapi sebelum ke step awal, nikmatin dulu hasil kerja keras kamu itu. Nikmatin dulu mimpi kamu yang satu itu. Dan jangan lupa.....
Ceritakan kisah Anda. Iya, diceritain ke orang-orang. Ceritain gimana indahnya bisa hidup di mimpi kamu. Gimana rasanya cita-cita kamu kegapai. Jadi motivasi bagi para pemimpi lain yang ngerasa mimpinya ketinggian dan takut buat merjuanginnya. Bilang ke mereka kalau mereka juga pasti bisa. Dan kamu adalah bukti nyatanya. ☺
I actually got slapped by this post. Aku ingin ceria tentang pendakian yang lagi aku jalanin. Tapi bingung, kalau di 1 post-in disini, bakalan kepanjangan postnya. Kalau di post di beda tempat, bakalan kependekan postannya. Kayaknya emang belum saatnya Ceritakan kisah Anda haha... Eh, dan keinget quote dari post-an kemarin; tetaplah tenang dan jangan banyak cakap. Jadi, ya... Mungkin ada baiknya kalau gak usah di post. Thanks for reading, see ya! ☺
No comments:
Post a Comment