Sunday, June 23, 2013

Aku Ingin Sekolah di Sekolah yang...



Hai hai!! Selamat pagi, bloggers, dan selamat liburan!
Gak kerasa, ya, kita udah ngelewatin 1 tahun jenjang akademik. Kalau aku rasain sekarang sih.... Waktu tuh berasa cepat juga, ya... Tapi kalau aku liat ke belakang... Agak berat juga, ya... Selama satu tahun kemarin lumayan banyak juga mengeluh karena sekolahnya. Gurunya lah, mata pelajarannya lah, tugas-tugasnya lah, haduh, rasanya ingin nge-skip semuanya! Tapi hey, ya udah lah ya, yang lalu biarkan berlalu, tahun ajarannya udah selesai juga sekarang, kan? Iya. Akhirnya, yaaaa...
Tapi tau kan? Akhir itu sebenernya permulaan yang baru. Masih ada tahun depan, bro! Yaaa, selagi nikmatin masa-masa liburan kayak gini, mengkhayal sedikit boleh lah, yaa...
Tau gak? Kemungkinan besar, aku bakalan betah ada disekolah, ngerti pelajaran, dan gak akan merasa terlalu terbebani kalau 'unsur-unsur' yang ada di sekolahnya tuh bikin aku nyaman... Hah? Unsur-unsur? Unsur-unsur apaan? Hmm, biar aku kasih poin-poin disini, ya.. ^^,

1. Guru


Gimana pun juga, guru itu manusia. Jadi, sifat setiap guru itu pasti beda-beda. Dan 'beda-beda' ini lah yang menentukan siswa-siswinya merasa nyaman/tidaknya dibimbing oleh ibu/bapak guru. Ya, kita sebagai murid yang juga manusia, gak bisa menuntut mereka untuk menjadi seseorang yang kita inginin dong, ya? Ya jadi, wajar aja deh kalau misalkan nemu guru yang mungkin (maaf) killer, menerangkan materinya kecepetan, suaranya kecil bikin ngantuk, jarang masuk kelas, atau mungkin kurang tegas yang akhirnya malah bikin kelas jadi gak tertib.

Tapi harapan sih ya tetep harapan... Dan kalau aku bisa milih tipe guru yang kayak gimana yang aku mau, aku maunya sih kayak guru aku waktu SMP. Sebut saja namanya Bu H. Menurutku, Bu H ini adalah seorang guru yang luar biasa. Selain cara mengajarnya yang enak, dia juga sangatlah baik. Dia ini seorang guru matematika. Dan kami, sebagai anak didiknya, rasanya kami tidak pernah mencatat materi di buku catatan kami. Jadi, Bu H menulis rangkuman materinya di kertas polio yang kemudian rangkumannya itu di fotokopi oleh Bu H sendiri dan disebarkan kepada kami. Sehingga, jam pelajaran di kelas digunakan seluruhnya untuk menerangkan. Dan jika dia memberi kami soal latihan, dia tidak pernah memberikannya banyak-banyak. Tiga soal saja sudah cukup, katanya.

2. Fasilitas dan Lingkungan Sekolah

Kadang aku heran sama Indonesia. Kenapa fasilitas setiap sekolah tuh harus beda-beda? Kenapa harus ada sistem cluster? Kenapa gak semua sekolah di sama ratain aja? Menurutku, tidak perlu lah dikelas itu kita diberi TV LCD ataupun mungkin AC dan loker, karena itu hanyalah kebutuhan sekunder. Yang harus ada di setiap kelas tuh ya... meja, kursi, dan papan tulis, pastinya. Haha, tapi ya, untuk meningkatkan kenyamanan dan kebutuhan belajar, kayaknya asik tuh kalau di setiap kelas dipasang infocus, komputer, printer, dan audio sistem. 
Dan untuk sekolahnya sendiri, aku sih inginnya semua fasilitasnya memang benar-benar layak dan memadai. Labolatoriumnya nyaman dan peralatannya lengkap, kamar mandinya bersih dan terjaga, kantinnya sehat, dan mungkin penampakan fisik sekolahnya yang cantik dan membuat orang tertarik untuk masuk.

3. Mata Pelajaran

Haaaaaaaaaaaaaa, kenapa mata pelajaran di Indonesia tuh banyak banget, sih? Ada belasan yang mungkin hampir nyampai angka 20! Wow! Bukan bermaksud membanding-bandingkan. Tapi, jujur, aku iri sama sistem pelajaran di negeri sebrang sana. Dimana kita bisa memilih pelajaran yang kita mau. Disini, kita terperangkap hanya dalam 2 pilihan; IPA dan IPS. Eh atau mungkin ada pilihan ketiga; bahasa.
Kenapa? Kenapa kita harus pelajarin semuanya? Maksud aku, gimana kalau cita-cita kita ingin jadi fotografer? Apa perlu kita belajar kimia? Atau sejarah, mungkin? Nah, maka dari itu, aku ingin sistem mata pelajarannya bisa dipilih sesuai dengan minat dan bakat kita. Sehingga, kita mungkin bisa jadi lebih fokus terhadap suatu hal dibandingkan dengan mengetahui banyak hal secara sekilas. 

4. Tugas dan Pekerjaan Rumah

Sebenernya, wajar-wajar aja sih kalau misalkan kita dapet tugas sekolah. Tapi, yang selalu bikin aku kesal tuh ya, kalau tugas dari hampir semua mata pelajaran datangnya barengan. Biasanya, kejadian kayak gitu tuh terjadi kalau kita mau menghadapi Ujian Akhir Semester. Semacam semua guru berlomba-lomba ngasihin tugas. Dan mau gamau harus dikerjain dong, ya? Aku tuh maunya, guru-guru tuh janjian gitu ngasih tugasnya, misalkan hari ini giliran tugas matematika dan bahasa Indonesia, besok bagian Fisika dan bahasa Inggris, dan seterusnya. Walaupun kurang realistis, tapi kan enak gitu ya beban di kitanya gak terlalu berat hahaha. Ini mah, sehari mungkin bisa aja dapet 5 tugas sekaligus. Coba bayangin deh. Di sekolah aku, masuk sekolah tuh jam 6:30. Pulang sekolah jam 15:00. Anggap aja perjalanan pulang, mandi, makan itu butuh waktu 2 jam. Berarti, idealnya, jam 17:00 itu udah waktu yang efektif buat ngerjain kerjaan lain. Dan kerjaan lain itu adalah tugas. Anggap aja 1 tugas butuh waktu 1,5 jam buat ngerjainnya. 1,5x5= 7,5 jam. Berarti, kita bisa selesai ngerjain tugasnya pada pukul.... setengah satu malem! Duh, rumah tuh bukannya tempat buat istirahat, ya?

5. Bentuk Ujian Kelulusan

Yang pasti bukan UN. Aku pernah baca di suatu artikel, sistem pendidikan terbaik di dunia, yakni di Finlandia. Mereka gak pernah tuh ngadain UTS, UAS, UKK, ulangan harian, dan UN. Dan diulang, mereka punya sistem pendidikan TERBAIK di dunia. Mereka ngadain ujian tuh cuman satu kali. Di SMA kelas terakhir, untuk masuk ke perguruan tinggi. Kenapa kita gak niru aja sistem kayak gitu? Dan nilai yang kita peroleh di rapot itu kita dapetin dari sehari-hari kita di sekolah, tugas-tugas, dan PR. Dengan itu, kemungkinan kecurangan yang terjadi (seperti mencontek) itu akan lebih rendah. Kemungkinan siswa untuk bersikap jujur itu sangatlah tinggi. Karena mereka tidak akan merasa takut mendapatkan nilai kecil pada saat ulangan.

*****

Yaa, jadi gitu deh unsur-unsur sekolah yang aku inginin tuh. Aku harap, pendidikan di Indonesia bisa lebih baik daripada sekarang. Dan yang paling aku harapin saat ini tuh sebenernya perbaikan moral bangsa. Kecurangan-kecurangan di sekolah-sekolah Indonesia semakin hari sepertinya semakin marak. Dan menurutku, ini bukan sepenuhnya salah siswa. Kemungkinan, siswa terpaksa melakukan kecurangan karena tuntutan dari pihak penyelenggara; sekolah dan pemerintah. Iya, dituntut mendapatkan nilai tinggi. Mereka mungkin lupa, kalau kita bukan Einsten. Mereka lupa kalau kita punya banyak sekali materi pelajaran yang harus kita ingat.
Dari dulu, secara turun-temurun, kecurangan mungkin memang sudah ada. Tapi, yang aku lihat, semenjak ada UN yang menentukan sebagian dari kelulusan, kecurangan ini semakin menjadi-jadi. Bagaimana tidak, siswa takut tidak lulus. Siswa ingin masuk ke sekolah favorit. Siswa dituntut untuk tidak mencemari nama baik sekolah sehingga siswa harus lulus. Dan siswa lupa, bahwa karena kecerobohannya sendiri dengan bercurang, mereka menjadikan angka 90 di rapot tuh tidak berarti sama sekali. Pada akhirnya, siswa terus melakukan kecurangan. Tanpa henti.
Tuhan, tolong kembalikan jiwa-jiwa suci mereka. Aamiin.

Saturday, June 22, 2013

Random Post, June 22th 2013

Di post ini bakalan diisi sma banyak hal yang ada di otak aku yang mungkin 1 hal sama hal lainnya gak ada hubungannya sama sekali.

--------------------------------------------------------------------------

Aku gak tau sebenernya masalahnya apa. Tapi 1 kata yang bener-bener fitted-in sama kondisinya, ya kelayakan. Aku bukannya gak bersyukur, tapi aku cuman ragu. Aku pikir, orang-orang itu lebih layak ada di posisi ini... Ah terlalu bahaya rasanya kalau aku terusin cerita yang ini di blog.. Too private.

--------------------------------------------------------------------------

Blog aku yang 1 lagi akhirnya punya tab "Earnings". Tapi, pas aku mau daftar AdSense, gak bisa pak email yang itu... Mungkin karena email yg di pake tuh email yahoo... Tapi pas nyoba mau tambah author, gak berhasil-berhasil, duh... harus gimana -___-

--------------------------------------------------------------------------

Kenapa orang-orang harus ngantri BBM ya pas malem? Maksudnya, walaupun tangki udah diisi full juga pasti bakal habis juga dan pake bensin 6500/liter, kan? Aneh -___-

--------------------------------------------------------------------------

Kenapa lagu Pony yang di cover sama Ed Sheeran harus catcy ih :)))

--------------------------------------------------------------------------

Post ini tuh bener-bener random. Aku gak tau ini ujungnya bakalan gimana. Pointless. Inginnya sih bahas yang 'kelayakan' tadi. Tapi... enggak deh...

--------------------------------------------------------------------------

Aku heran sama orang tua yang keliatannya umurnya udah sekitar 70 tahunan bahkan mungkin lebih, mereka tetep kerja, dorong gerobak jualannya. Atau mungkin mereka yang tiduran di pinggir jalan di hari-hari tua mereka yang mungkin kehidupannya udah (maaf) gak lama lagi. Bukannya seharusnya di hari-hari itu tuh jadi hari-hari buat mereka ngerasa bahagia, ya? Anak-anaknya kemana?

--------------------------------------------------------------------------

Kenapa semuanya berasa gak adil? Tapi bukannya kalau semua orang ngerasa gak adil berarti itu tuh adil, ya? Adil atas ketidakadilan. Mindblowing, eh..

--------------------------------------------------------------------------

Oh.

--------------------------------------------------------------------------

Aneh. Semuanya aneh.

--------------------------------------------------------------------------

Kenapa orang-orang lebih suka nanya dan nunggu jawaban dibanding mereka cari jawaban atas pertanyaan mereka sendiri? Mending kalau ada orang yang mau jawab, kalau enggak? Telen aja tuh nungguin jawaban....

-------------------------------------------------------------------------

do I deserve it? :|

-------------------------------------------------------------------------

Alhamdulillah keterima di Mahacita. Semangat kalian yang lagi wawancara! ( '-')9

-------------------------------------------------------------------------

Kenapa.

-------------------------------------------------------------------------

Kenapa.

-------------------------------------------------------------------------

Kenapa.

-------------------------------------------------------------------------

Hai.

-------------------------------------------------------------------------

Makasih udah mau luangin waktu buat post yang aku sendiri juga gak paham ini apaan.

Thursday, June 13, 2013

Paulo Coelho: Seperti Sungai Yang Mengalir, Part 2.

Hoho, lanjutan post yang semalem nih... Ini sengaja dipisah. Dibikin 2 part sengaja. Karena yang ini khusus. Aku mau, semacam 'nafsirin', paragraf-paragraf yang ada di cuplikan-cuplikan buku itu... Maksudnya, cara pandang aku terhadap bacaannya gitu deh, ngerti kan ya? Iya. Iya aja lah biar cepet haha :D

Judul babnya Pedoman Mendaki Gunung. Menurut aku, gunung disini tuh adalah mimpi, cita-cita, dan tujuan kita. Tapi, bisa juga sih gunung ini tuh sebagai kehidupan, mungkin. Tapi aku lebih ngeliatnya ke tujuan hidup. ☺


Pilihlah gunung yang hendak didaki. Pilih tujuan hidup kamu. Kamu ingin jadi apa, sesuatu itu kayak gimana, cita-cita kamu apa, atau apapun itu. Kalau udah milih, jangan dengerin kata orang yang ngasih pernyataan ke kamu, "Kenapa gak pilih blablabla aja, kan lebih keren, lebih oke, dan blablabla..." ataupun mungkin yang bilang, "Udah realistis aja. Pilih blablabla aja. Lebih gampang, terjamin, dan nyata. Daripada angan-angan yang ngambang ketinggian gitu, gak jelas." -- like, oh shut it, people-- Yup. Besikap "Ini hidup saya. Saya mau milih apapun, itu terserah saya." Berasa keras kepala? Hey, orang-orang itu juga punya hidup sendiri yang mungkin masih perlu mereka atur. Tapi inget, pernyataan keras kepala itu juga harus kamu tanggung jawabin. Jadi ya, setinggi apapun tujuan atau angan-angan itu, kamu harus bisa nyebandingin sama usaha dan semangat kamu. Gitu. ☺
Pelajari cara mencapai gunung tersebut. Kamu bisa ngehayal nonstop 24 jam, ngebayangin gimana indahnya untuk hidup di mimpi-mimpi kamu. Gimana rasanya hidup di mimpi-mimpi kamu. Terus kemudian kamu senyum, seolah-olah kamu emang udah ngegapai mimpi itu. Tapi, sesekali kamu ngehela nafas dan bilang, "Ah, nikmat, ya. Tapi gak gampang sih buat ngegapainya." Yap. Kamu sendiri sadar, bahwa buat dapetin mimpi kamu itu gak gampang. Dan pada keadaan yang bener-bener nyatanya, mungkin ada saat dimana kamu dikasih BANYAK BANGET jalan/pilihan buat ngegapai mimpi kamu itu. Dan setiap jalannya itu, pasti punya rintangan-rintangan; kamu gak akan pernah tau rintangannya apaan sebelum kamu nyoba. Tapi gimanapun juga, kalau kamu terus maju, suatu saat kamu bakalan sampai di "permukaan" mimpi kamu itu. Ohiya, di tahap ini, coba, sebelum kamu bener-berner berjuang pergi ke jalan-jalan itu, lakuin observasi, semacam persiapan apa aja yang harus dijadiin 'bekel'. (Istilah observasi ini aku dapet dari seseorang di lembaga tertentu waktu dia lagi presentasi tentang cita-cita)


Belajarlah dari orang yang sudah sampai kesana. Bukan cuman kamu yang punya mimpi itu. Ada orang lain yang juga punya mimpi sama kayak yang kamu impiin. Mungkin di waktu yang gak sama. Dan mereka mungkin udah berhasil ngeraih mimpinya. Cari orang-orang itu. Minta informasi dari mereka. Mereka kemungkinan besar bisa ngebantu kamu. Mereka mungkin bukan orang-orang terkenal. Jadi agak susah buat nemuinnya. Tapi, belajar dari pengalaman itu baik. Selalu bermanfaat.
Bahaya-bahaya, setelah dilihat dari dekat, bisa dikendalikan. Hati-hati. Banyak jebakan di perjalanan menuju mimpi kamu itu. Be wise, hati-hati, cari mana yang aman, dan selamat sampai tujuan.


Lanskapnya berubah-ubah, jadi manfaatkanlah sebaik-baiknya. Ini tuh yang terjadi disepanjang perjalanan ke mimpi kamu itu. Prosesnya. Prosesnya berubah-ubah. Beda-beda. Nikmatin setiap prosesnya. Jangan dibikin keluhan, "Kapan tercapainya, sih? Capek." Jangan.
Hormati tubuh Anda. Semangat sih boleh aja. Tapi kadang, kalau terlalu menggebu, ya gak baik juga.... Hati dan otak kamu nuntut kamu buat ngelakuin sesuatu yang emang berguna banget untuk mencapai mimpi kamu itu. Kamu terus-terusan ngerjain apa yang emang harus dilakuin itu; tanpa istirahat. Kasian tubuh kamu. Lama-lama dia bakalan sakit. Kamu bukan robot. Kamu butuh istirahat. Secukupnya. Jangan kelamaan juga. You're not in a rush nor having an unlimited of time; so keep walking. Istilah yang selalu aku terapin ke hidup aku, lari boleh, tapi kalau udah gak sanggup, ya jalan aja. Kalau jalan juga udah cape, ya merangkak aja. Terus pegel merangkak terus, ya ngesot aja :)) eh tapi serius. Yang penting itu, gak diem di tempat; prosesnya harus tetep maju.


Hormati Jiwa Anda. Obsesi kamu akan mimpi kamu itu mungkin tinggiiiii banget. Tapi, kalau kamu terlalu berobsesi, kamu mungkin bakalan lupa diri dan lupa lingkungan. Keindahan-keindahan yang ada di proses itu gak kerasa sama kamu. Oh, dan, jangan terus-terusan bilang, "Ternyata lebih sulit dari yang kukira." Karena cuman bakal ngelemahin semangat aja. Lagian, kayaknya, tanpa kamu bilang pernyataan itu pun, diri kamu udah tau diawal, bahwa perjalanannya bakalan lebih sulit dari yang kamu bayangin; banyak rintangan yang kamu gak tau. Dan mungkin di proses inilah akhirnya kamu tau, apa aja rintangan-rintangannya. 


Ikrarkan. Kamu akhirnya ngegapai mimpi kamu itu. Rasanya, hati kamu tuh puaaaaasss banget. Kamu bener-bener hidup di mimpi kamu itu. Kamu senyum lagi. Dan bener-bener ngerasain hidup di mimpi kamu. Ini bukan cuman khayalan. Ini nyata. Disini akhirnya kamu bilang ke diri kamu sendiri, bukan orang lain, "Lihat, kamu akhirnya berhasil. Dan ini tuh sangat sangat indah. Kerja yang bagus." Disaat inilah, kamu mungkin perlu milih mimpi yang baru lagi, dan kembali ke step awal. Tapi sebelum ke step awal, nikmatin dulu hasil kerja keras kamu itu. Nikmatin dulu mimpi kamu yang satu itu. Dan jangan lupa.....
Ceritakan kisah Anda. Iya, diceritain ke orang-orang. Ceritain gimana indahnya bisa hidup di mimpi kamu. Gimana rasanya cita-cita kamu kegapai. Jadi motivasi bagi para pemimpi lain yang ngerasa mimpinya ketinggian dan takut buat merjuanginnya. Bilang ke mereka kalau mereka juga pasti bisa. Dan kamu adalah bukti nyatanya. ☺

-----------------------------------------------------------------------------------
I actually got slapped by this post. Aku ingin ceria tentang pendakian yang lagi aku jalanin. Tapi bingung, kalau di 1 post-in disini, bakalan kepanjangan postnya. Kalau di post di beda tempat, bakalan kependekan postannya. Kayaknya emang belum saatnya Ceritakan kisah Anda haha... Eh, dan keinget quote dari post-an kemarin; tetaplah tenang dan jangan banyak cakap. Jadi, ya... Mungkin ada baiknya kalau gak usah di post. Thanks for reading, see ya!

Wednesday, June 12, 2013

Paulo Coelho: Seperti Sungai Yang Mengalir, Part 1.

Hallo....
Kemarin, sebelum UKK, aku pinjem novelnya si Dile nih. Karya Paulo Coelho. Judulnya Seperti Sungai Yang Mengalir. Dan demi apapun, ini buku keren banget. Terus aku save beberapa quotesnya, dan aku mau bagi disini... 

"Sebab seorang ksatria cahaya tahu bahwa dia punya macam-macam kewajiban dan tanggung jawab."

"Ksatria cahaya tak perlu mencemaskan apa-apa lagi setelah menuntaskan tugasnya dan mewujudkan niat-niatnya ke dalam gerakan; apa yang mesti dilakukan, telah dilakukannya."

"Kau harus belajar menanggung beberapa penderitaan dan kesedihan, sebab penderitaan dan kesedihan akan menjadikanmu orang yang lebih baik."

Dikutip dari puisi Robert Frost: "Dua jalan bercabang di dalam hutan, dan aku... Kupilih jalan yang jarang di tempuh. Dan perbedaannya besar sungguh."

"Para pelajar yang menyiksa diri dengan pelajaran-pelajaran mereka, ujian-ujian, dan ulangan-ulangan."

"Kadang-kadang, orang sudah begitu terbiasa dengan apa yang mereka lihat di film-film, sehingga mereka lupa kisah yang sesungguhnya."

Tentang cerita seorang anak pelayan kerajaan: "Aku tidak menderita dan aku juga tidak kehilangan akal sehatku. Aku tahu aku tidak akan terpilih, tetapi ini satu-satunya kesempatanku untuk, setidaknya, berada di dekat sang pangeran, walau hanya beberapa saat saja, dan ini sudah cukup untuk membuatku bahagia, meskipun aku tahu nasibku tidak akan seberuntung itu."

"Cerita itu mengajarkan tentang pentingnya menggunakan setiap kesempatan yang di berikan kepada kita, sebab kalau tidak digunakan, kesempatan itu akan hilang untuk selama-lamanya."

"Berjuanglah untuk apa yang kita yakini, tanpa berusaha membuktikan apa pun kepada siapa pun; tetaplah tenang dan tidak banyak cakap, sebagaimana orang yang telah memiliki keberanian untuk menentukan takdirnya sendiri."

"Sebab kita berjuang untuk mimpi-mimpi kita. Saat teman-teman kita telah hilang harapan, damai Pertempuran yang Baik membantu kita untuk terus berjuang."

"Karena manusia takkan bisa dihancurkan, maka dia senantiasa berjaya (bahkan dalam kekalahan-kekalahannya), dan itulah sebabnya dia tidak perlu bersedih."

"Usahlah memikirkan apa kata orang. Menangislah kalau perlu. Menumpahkan air mata itu baik."

"Kita begitu cemas memikirkan masa depan, sampai-sampai kita mengabaikan masa kini, sehingga kita tidak benar-benar hidup di masa kini maupun di masa depan."

"Kita hidup seolah-olah kematian tidak berkuasa atas diri kita, dan kita mati seolah-olah kita tidak pernah menjalani hidup."

"Kenapa aku mau saja percaya bahwa semuanya telah berubah, hanya karena kejadiannya tidak seperti yang diharapkan?

"Hidup saya sangat sepi, seperti yang dialami hampir semua orang yang sudah tua."

"Kadang-kadang, bila kesepian telah menrenggutkan semua keindahan, satu-satunya cara untuk bertahan adalah dengan tetap membuka diri."

Dan sisanya, susah buat di quote. Semua kalimatnya bermakna... Saling berhubungan, dan berasa sayang kalau cuman diambil 1-2 line. Jadi... ini... ada 2 bab.

1
2
3
4
5
6
7
I don't own these quotes. I just... want to share it. To people. Just so people know.