Sunday, August 14, 2016

Nach Deustchland part 1

Hallo an alle! Wie geht es euch? :)

Yea, sok-sokan pake Deustch, padahal dapet dari google translate ehehehehehe

Hai! Apa kabar? :) Super lama gak post di sini. Dan sekarang, sengaja ngepost di sini. Mau cerita hehe.


Oke, pertama, sekilas tentang blog ini. Blog ini sebenernya super random sih. Cumann, dulu sengaja dibikin buat curhat-curhatan tentang mimpi-mimpi dll dsb gitu. Jadi, setelah sekian tahun blog ini berdiri, kasih link blog ini cuma ke beberapa orang. Tapi sekarang udah di rapi-rapi, banyak konten yang direvert as draft. Akhirnya, sekarang blog ini secara resmi gue publish ke khalayak umum. Jengjengjenggg


Yap. Jadi gini ceritanya. Gue dulu super ingin ke Jerman guys. Parah. Sampai nangis bombay kalau katanya Frau Mey mah ehehe. Blog ini adalah sebagai penampung celotehan gue kalau gue ingin ke Jerman dll gitu. Sampai-sampai, background dari blog ini adalah Ibu Kota Berlin which is Jerman. Eh, kebalik! Ibu kota Jerman, which is Berlin. Jadi tuh akhirnya, alhamdulillah, cita-cita itu kesampaian jugak. Walaupun gak lama. Yaaa, approximately seminggu lahh. Tapi ya lumayan. Semoga bisa jadi pemicu buat kedepannya :)

Jadi ngapain tuh ke sono cuma seminggu terus balik lagi ke Indonesia?? Gak capek di jalan apa?? Huaa, mbok ya kalo bisa lebih lama sih gak akan nolakk :') tapi ya emang programnya cuma semingguann. Ke sana, untuk Summer School tentang Logic and Computational gituu

Oke, straight to the point. Mau cerita dari awal banget.

23 Juli 2016
Berangkat dari Bandung sekitar jam 9-10 pagi, nyampe di Bandara sekitar jam 2 siang. Nunggu. Flight jam 18:30. Okay.

Flight pake Qatar Airways. Dikasih makan selama dari Indonesia-Jerman 4x. Super gak penting sih ini, tapi gapapa deh masuk cerita ehehe. Makanannyaaa, ada yang berasa, ada yang kurang rasa (gapapa kurang rasa sih, daripada kurang ajar kan yha). Terus, bagian yang paling gue suka adalah yoghurtnya. Super enak Bok! Parah. Rasa Strawberry. Merknya Yo! Yoghurt kalau gak salah. Di Indonesia ada gak ya? Kalau ada, tolong kasih tau ke LINE: dindakade ya, tq. (Iya, nulis ini intinya cuma buat yoghurt. Hhe)

24 Juli 2016
Yeay! Nyampe di Frankfurt pagi-pagi sekitar jam 6. Nyampe, ngikutin arus orang-orang pada jalan, dan ngikutin petunjuk "Baggage Claim" sampai ke suatu titik dimana orang-orang lagi pada ngantri. Oh iya, gue ke sana gak sendiri. Tapi bareng mahasiswa ITB, namanya kak Ashri.
Celingak-celinguk, ada Mba-Mba penjaga, nanya dooong, daripada tersesat dan tak tahu arah jalan pulang kan.

"Excuse me, I want to.. " *Nunjukkin tiket bagasi*
"Downstairs," kata dia.
Tapi terus ragu gitu kan.. Kayak, di titik itu tuh banyak tulisan "Baggage Claim". Masa iya ke bawah? Terus nyamperin lagi kan ke Mbak-mbak tadi.
"Is there something Ma'am?"
"Yeah, we want to claim our baggage."
"I understood. Downstairs."
Akhirnya ke bawah deh mengikuti petunjuk wkwk dasar gak percayaan ye.

Di sana, pengecekan imigrasi dulu. Ditanya ngapain di Jerman blablabla, sampai akhirnya keluar, koper udah di tangan. Fyuhh.

Keluar imigrasi dll, bingung macem anak ilang huhu. Gatau arah, gatau harus kemana.. Eh tau deng, harus ke terminal bus. Tapi gatau dari bandara ke terminal tuh gimana caranya.
Akhirnya, duduk dulu dan hal yang pertama dilakuin adalah nelepon Abang. Via freecall whatsapp karena wifi bandara gratis 24 jam tanpa batas. Yea, malah promosi.
"Halo Bang? Bang udah nyampe. Terus bingung.."
"Kenapa bingung?"
"Iya, gatau ini kemana.. Ini kayak lagi duduk di depan pintu keluar. Di situ ada tulisan bus sama taxi gitu.. tapi kan kalau naik bus gatau naik apa buat ke terminal bus antarkotanya.."
"Eh jangan keluar dulu! Nanti kamu keluar banyak yang nawar-nawarin taxi atau apa gitu, tar bisa lebih mahal. Coba kamu tanya-tanya dulu sama orang-orang yang ada di dalem, cari information center. Terus jangan lupa beli SIM Card."

Nurut dah. Tapi nyari-nyari toko SIM Card di bandara gak ada. Ternyata karena itu masih pagi banget dan hari Minggu. Akhirnya ke information center dan dikasih tau kalau harus naik kereta. Nyampe ke post kereta, disana ada Mbak-mbak yang jaga juga. Terus kan masih gatau apa-apa yak. Gatau gimana caranya naik kereta :( nanya deh
"Hello, good morning. I need to go to this station, how can I get there?"
*Nunjukkin kertas bookingan bus*
"Alright. Platform 1. Three stops."
"Platform 1?"
"Yes, you go to the right side, go downstairs, there's the platform 1. All trains will lead you there."
"Oh, okay I see. But I guess I need to have a ticket to take it, right?"
"Yeah, you need."
"But I don't have any, how can I get it?"
"Okay, you see, you can get that over the counter behind that wall."
"Ah, so. Okay, thank you so much."
"You're welcome"

Akhirnya ngantri, beli tiket, harganya 4.65 EUR atau sekitar 70rb. Dipake buat 3 pemberhentian doang. Duh. Udah deh jangan konversi Euros ke Rupiah. Suka sedih :'))

Nyampe di Main Station, terus ngeLine Reza, temen SMP yang emang kuliah di sana
"Zaa, aku udah di Main Station nih, mau ke terminal bus kemanaa?"
"Keluar Dinn lewat pintu yang deket Starbucks, terus belok kanan"
Gak langsung dilakuin sih, malah keliling-keliling sekitar situ huehe. Tapi akhirnya keluar. Di luar, nemu minimarkt. Beli SIM Card di situ. Dan Ice Cream nugget. 

Mbak-mbak kasirnya gak bisa ngomong English :') terjadilah perbincangan secara isyarat yang gak bisa ditulisin di sini. Tapi Mbak-mbaknya baikk. Dia bantu ngaktifin kartu dll dsb.. Sampai-sampai kerjaan dia kayaknya keganggu gitu karena susah aktif kartunya apa gimana gak ngerti deh.. Abis itu berhasil SIM Card aktif, lagi-lagi nanya gimana caranya ke terminal Bus. Karena dia susah menjelaskan.. Dia ngajak gue keluar tokonya, dari situ dia nunjuk-nunjuk arah. Dari gerakannya maksudnya lurus gitu. Terus dia nunjuk-nunjuk sesuatu sampai akhirnya bilang
"Red,"
"Red?"
terus dia nunjuk-nunjuk lagi
"Ah, the red sign?" (kayak, lambang dilarang gitu)
Terus dia menunjuk ke kiri
"Ah, so. Go straight through the red sign, and then turn left?"
"Yeah!"
Kalau gue jadi Mbak-mbaknya, mungkin udah bilang, "Finally!" wkwkwk nyusahin sih emang. Danke schön, Mbak kasir!

Akhirnya. Duduk tenang deh di terminal bus, nunggu sampai jam 1 buat busnya datang.

Naik Bus, menuju Göttingen. Di bus, mikir dong.. Duh, ampun.. Ini kalau nyampe-nyampe kayak orang bego pasti bakal capek nanya-nanya kesana-kesini buat nyampe hotelnya.. Akhirnya ngehubunginlah anak PPI Jerman yang di Gö. Namanya kak Bram. Lewat FB. Untungnya busnya ada wifinya. Sialnya, SIM Card yang udah dibeli, gak bisa dipake tethering. Gak tau deh kenapa huhu. Jadi HP gue yang satunya gak bisa internetan kan. Padahal, hp yang dipake buat komunikasi tuh yang satu ini. Tapi ya udah terlanjur diset yang HP satunya lagi sama Mbak-mbak kasir tadi. Yowis dah. Oke, kak Bram.

Ngehubungin kak Bram, nanya dari tempat gue turun bus mau ke hotel gimana caranya. Abis itu kak Bramnya bilang maaf karena gak bisa jemput. Terus gue bilang gapapa. Karena emang, gak ingin ngerepotin juga kann. Tapi terus dia bilang, ada temennya yang lagi free, mau dijemput gak sama dia? Yah.. kalau udah begini mah gak mungkin nolak rezeki toh? Daripada nyasar kan.. Capek juga huhu. Akhirnya okelah, offer accepted.

Jadi, dijemputlah gue dan kak Ashri oleh 3 orang Indonesia, Kak Argi, kak Aldi, dan kak Adit. Superduper terima kasih buat mereka, karena dari mereka, gue belajar gimana caranya naik bus di sana. Dimana harusnya kita jalan kaki. Gimana caranya nyebrang yang sebenernya kata temen summer school gue (lupa namanya siapa, yang pasti dari US) aneh karena kita harus tetep nunggu sampai lampunya ijo buat nyebrang, walaupun keadaan jalan lagi sepi gak ada kendaraan yang lewat. Abis itu, naik bus, dipesenin tiket buat 6 hari, dianterin sampai hotel, dikasih tau gimana caranya buka jendela yang bisa dibuka dengan 2 cara. Dikasih tau hal-hal basic lainnya yang mungkin kalau gak dikasih tau, kita gak akan tau. Yha.

Nyampe hotel, akhirnya. Bisa merebahkan punggung yang duduk mulu dari kemarin malem. Empuk. Bahagia. Terus istirahat. Udah kepanjangan nih kayaknya. Cerita part 2 bakal nyambung besok yaps! See ya!

Tuesday, December 29, 2015

Kita Sama

Bukankah kita semua sama? Pada dasarnya adalah jiwa-jiwa sendiri yang pada suatu waktu menikmati dan atau mengutuk kesepian itu. Melihat mereka hilir-mudik memasuki dan keluar dari kehidupan kita begitu saja. Berdiam terpaku, berharap bisa melakukan sesuatu.

Tertawa lepas di siang hari, menggunakan topeng yang seolah berkata, "Hidupku sempurna. Mari bersenang-senang!" dan mereka percaya. Mereka, pun kamu, dia, dan semua orang.. melihat topeng itu, seraya berkata, "Seandainya dia adalah aku ataupun sebaliknya, dapatkah ia sebahagia itu?"

Ha! Aku pun sama. Melihat topengmu seraya memikirkan dan berkata yang sama sepertimu. Jangan. Jangan lakukan itu.. Karena kita semua sama.

Merasa tak ada yang mampu membantumu selain dirimu sendiri,
Tak ada yang mengerti sejauh itu selain dirimu sendiri.
Dan, pada akhirnya..
Satu-satunya orang yang kau percaya hanyalah tinggal dirimu sendiri.

Sebagaimanapun dua individu yang saling merasa sendiri dipersatukan,
Berbagi cerita satu sama lain,
Dia bukan dirimu.
Dan selalu ada titik itu dalam dirimu yang membuatmu sendiri.

Pernahkah kamu? Pada suatu malam dengan penuh kesadaran, membiarkan dirimu di puncak terlemah. Membiarkan semua membludak di kepalamu, apa-apa saja yang menjadi bebanmu. Lalu bersedih hingga air matamu mengalir begitu saja, tak bisa berhenti, bagaimanapun kamu mencoba. Membiarkan semua beban menguap begitu saja. Luapan emosi yang berkumpul memusat dan menyerangmu, dan ada teriakan jelas di kepalamu, "Aku lelah. Bolehkah aku berhenti sejenak?"

Tidak apa-apa, Kawan. Aku pun seperti itu. Seperti yang penulis itu katakan, "Menangislah kalau perlu. Mengeluarkan air mata itu baik."

Sejenak itu terasa amatsangat kurang, bukan?
Berhenti sejenak adalah ketika kamu meneriakannya.
Berapa lama?
Sangat singkat, kan?
Karena nalurimu secara harfiah berkata untuk memberhentikan berhentimu.
Karena nalurimu tahu, tidak baik untuk lama-lama bersedih.
Karena nalurimu tahu, bahwa cobaan, ujian, dan perjuangan itu masih saja menunggumu.
Bangkitlah. Kita semua bangkit.
Menggunakan kembali topeng itu di pagi hari,
Memamerkannya sepanjang hari.


Dan dunia tidak tahu, seberapa hancur dunia di balik topengmu itu.
Karena dunia itu.. akan selalu--kau, aku, kita, dan semua orang--sembunyikan.

Thursday, April 9, 2015

Cerita tentang Kucing (dan Manusia)

Hai.
Apa kabar?

Oke. Demi apapun butuh nulis. Kesel.

Jadi gini, tadi siang abis ngampus, aku pulang dan ketiduran, dan kebangun sama suara anak kucing. Emang di asrama ini ada seekor kucing yang baru lahiran, anaknya dua. Eh... Nggak baru lahiran juga, sih. Itu anaknya udah tumbuh bulu sempurna, kok. Udah berwarna.
Karena meong-meongnya nggak berhenti-henti, penasaran, aku tengok ke luar jendela. Terus liat si anak kucing ini lagi jalan, tapi cara jalan dia masih belum sempurna... Aku pikir, "Oh how cute,.. lagi belajar jalan ini kucingnya."
Dan yha... Yaudah. Aku cuekin aja. Sampai akhirnya berangkat ngampus lagi, itu emak kucing bersama anak-anaknya masih aja ada di depan jendela kamar. Selesai cerita.

Barusan, pulang ngampus, keluarga kecil kucing itu masih ada di tempat yang sama. Tapi kali ini ada dua orang mahasiswi yang ngeliatin si keluarga kucing.  Oke. Ya udah. Aku masuk kamar. Tidur-tiduran bentar, terus keinget mau telepon Mama.

Akhirnya telepon Mama kan, ya..
"Tuuut... Tuuuuut..."
*JDAGG*
Kaget. Ternyata si induk kucing, sambil bawa satu anaknya, nongol di jendela kamar.  Secara reflek kan, sambil megang hp, aku buat biar si kucing gak masuk kamar kan, ya.. Dan si kucing mundur lagi, dan loncat lagi ke bawah, balik ke tempat asal..

Salah satu dari mahasiswi itu bilang, "Ih parahlah.."
Girl, please. Did I harmed the cats? Nope. Malah mungkin mereka yang melakukan animal abuse. Kucing itu milih pergi dari tempatnya, mungkin karena merasa keganggu oleh mereka.. Who knows?

Tapi, yha.. Karena keinget telepon, jadi aku lanjut teleponan dulu. Udah beres nelepon, aku intip dari jendela, dan......

Mereka lagi foto-fotoin kucingnya, dan kucing-kucing itu masih mengeong dengan kerasnya.

Demi apapun kesel.
They 'acted' like they love the cats.
Kalau mereka beneran sayang sama kucingnya, kenapa gak kasih kucing itu makanan?
Kalau mereka beneran sayang sama kucingnya, ketika aku berusaha mengeluarkan kucing-kucing itu dari jendela, kenapa mereka gak nyamperin dan gendong kucingnya dari luar?
Kalau mereka beneran sayang sama kucingnya, kenapa gak mereka bawa masuk sekalian aja kucingnya ke dalem kamar mereka?
See? People are ridiculous.

Dan sekarang aku malah ngerasa salah buat ngehalangin kucing-kucing itu masuk ke kamar. Ya gimana, gerakan reflek kan yah... Nanti paling aku kasih makanan atau apa gitu untuk si kucing...

Dan beneran kesel deh sama itu dua mahasiswi. Okay, the cats are cute. Tapi, apa mereka gak ngerasa apa, dengan keberadaan mereka di situ malah bikin kucing itu risih dan pilih loncat kamar sini? Udah gitu, masih aja difotoin..... Hhhhh. Manusia. Gak ngerti lagi, deh.

~~~

Speaking of cats, kemarin di area kampus, aku pulang sendiri, jalan di trotoar. Aku ngeliat seekor kucing di sebrang jalan, dan kucing satunya di sebrang yang lainnya, di mana aku lagi jalan. Mereka nyebrang, dan ketika liat satu sama lain, jalan mereka menjadi melaun. Romantis banget, sumpah. Hahaha! Mereka jalan lambat laun, sambil tatap-tatapan, dan di tengah jalan, mereka ngedeket, dan... they kissed each other!! X))

Udah ciuman, kucing A melangkah beberapa langkah, dan kucing B tiduran di tengah jalan, semacam seducing. Tidurannya soalnya kayak.. Gak diem. Aduh, susah deskripsiinnya, haha! Yang pasti itu tidurannya bener-bener macem menggoda gitu XD

Kucing A terus jalan ke sebrang asalnya, di mana ada mobil parkir dan dia nyiumin plat nomer mobil.  Sementara kucing B masih aja seducing di tengah jalan. Hahaha. Lucu. Kasian banget, kode gak kesampean! X)) Si kucing A mungkin kalau jadi manusia macem aku, sih. Tipe-tipe cuek gimana, gitu.. Gahaha.

Terus gak lama, ada mobil mau lewat situ. Mobil belum nyampe, si kucing B udah nyadar duluan, dan terus si kucing B jalan ke trotoar di mana aku berdiri.. Dari sebrang, pas mobil udah mulai ngedeket, si kucing A mungkin baru nyadar. Dia terus kayak yang kaget, nyariin kucing B, terus ngeliat dia lagi jalan arah trotoar. Mobil lewat, si kucing A lalu jalan, nyamperin ke kucing B. Hahaha! Bener-bener lucu! Terus aku senyum-senyum sendiri gitu liat kelakuan mereka, and then I took this pic of them:
Kucing A yang jingga, B yang abu
Hehe. Selesai cerita, terus aku pulang deh ☺

P. S. Keinget cerita tuh dua kucing keselnya ilang dong. Mihihi.

Syudah, ah. Aku harus siap-siap untuk acara jam 7 nanti. Bersyukur sempet nulis, akhirnya. See you in the next story! ^^